5 Hal penting yang perlu diketahui tentang ikhlas

5 Hal penting yang perlu diketahui tentang ikhlas

5 Hal penting yang perlu diketahui tentang ikhlas
Ilustrasi tasbih. ©www.goeboegtasbeh.com
Tidak mudah menegakkan ikhlas dalam diri, karena pada dasarnya manusia merupakan makhluk yang lemah. Godaan setan kerap mengintai untuk merusak amal-amal kebaikan.

Dikutip dari buku Surga Ikhlas, karangan Lasa Hs menuturkan, seorang ulama terkenal bernama Sufyan ats Tsauri berkata, "Sesuatu yang paling sulit bagiku untuk luruskan adalah niatku, karena begitu seringnya ia berubah-ubah,".

Ada beberapa hal penting agar manusia dapat mengikhlaskan seluruh amal perbuatan hanya kepada Allah:

1. Banyak berdoa
Di antara yang menolong seorang hamba untuk ikhlas adalah dengan banyak berdoa kepada Allah SWT. Di antara doa yang sering dipanjatkan oleh Rasulullah agar bisa senantiasa ikhlas ialah, "Ya Allah, aku memohon perlindungan kepada Mu dari perbuatan menyekutukan Mu sementara aku mengetahuinya, dan aku memohon ampun terhadap perbuatan syirik yang tidak aku ketahui,". (HR Ahmad).

Rasulullah sering memanjatkan doa tersebut agar terhindar dari kesyirikan. Padahal, kita tahu bahwa beliau adalah orang yang paling jauh dari kesyirikan.

2. Menyembunyikan amal kebaikan
Hal lain yang dapat mendorong seseorang agar lebih ikhlas adalah dengan menyembunyikan amal kebaikannya. Yakin menyembunyikan amal-amal kebaikan yang disyariatkan dan lebih utama untuk disembunyikan (seperti salat sunah, puasa sunah dan lain-lain).

Amal kebaikan yang dilakukan tanpa diketahui orang lain bisa membawa keikhlasan, karena tidak ada yang mendorong melakukan itu kecuali karena Allah semata. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadis,

"Tujuh golongan yang akan Allah naungi pada hari di mana tidak ada naungan selain daru naungan Nya yaitu, pemimpin yang adil; pemuda yang tumbuh di atas ketaatan kepada Allah; laki-laki yang hatinya senantiasa terikat dengan masjid; dua orang yang mencintai karena Allah, bertemu dan berpisah karena Nya; seorang lelaki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang cantik dan memiliki kedudukan namun ia berkata: 'Sesungguhnya aku takut kepada Allah'; seseorang yang bersedekah dan menyembunyikan sedekahnya tersebut hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya; dan seseorang yang mengingat Allah di waktu sendiri hingga meneteslah air matanya,". (HR Bukhari Muslim).

3. Memandang rendah amal kebaikan
Memandang rendah amal kebaikan yang dilakukan akan dapat mendorong amal perbuatan lebih ikhlas. Di antara bencana yang dialami seorang hamba adalah ketika ia merasa ridha dengan amal yang dilakukan, di mana hal tersebut dapat menyeretnya ke dalam perbuatan ujub (bangga diri) yang menyebabkan rusaknya keikhlasan.

Semakin ujub seseorang terhadap amal kebaikan yang dia lakukan, maka akan semakin kecil dan rusak keikhlasan dari amal tersebut. Bahkan pahala amal kebaikan tersebut dapat hilang sia-sia. Said bin Jubair berkata, "Ada orang yang masuk surga karena perbuatan maksiat dan ada orang yang masuk neraka karena amal kebaikannya". Ditanyakan kepadanya, "Bagaimana hal itu bisa terjadi?" Ia menjawab, "Seseorang melakukan perbuatan maksiat, ia pun senantiasa takut terhadap azab Allah akibat perbuatan maksiat tersebut, maka ia pun bertemu Allah dan Allah pun mengampuni dosanya karena rasa takutnya itu. Sedangkan ada seseorang yang beramal kebaikan, ia pun senantiasa bangga terhadap amalnya tersebut, maka ia pun bertemu Allah dalam keadaan demikian, maka Allah pun memasukkannya ke dalam neraka".

4. Takut amalnya tidak diterima
Dalam hal ini Allah berfirman dalam surah Al Muminum ayat 60.

"Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka kembali kepada Tuhan mereka,". (QS Al Muminum [23]:60).

Pada ayat tersebut Allah menjelaskan bahwa di antara sifat-sifat orang mukmin adalah mereka yang memberikan suatu pemberian, namun mereka takut akan tidak diterimanya amal perbuatan mereka tersebut.

5. Tidak terpengaruh perkataan manusia
Pujian dan perkataan orang lain terhadap seseorang merupakan suatu hal yang pada umumnya disenangi manusia. Bahkan, Rasulullah pernah menyatakan ketika ditanya tentang seseorang yang beramal kebaikan kemudian dia dipuji oleh manusia karenanya belaiu menjawab, "Itu adalah kabar gembira yang disegerakan bagi seorang mukmin,". (HR Muslim).

Begitu pula sebaliknya, celaan dari orang lain merupakan suatu hal yang pada umumnya tidak disukai manusia. Akan tetapi, janganlah jadikan pujian atau celaan orang lain sebagai sebab beramal saleh karena hal tersebut bukanlah termasuk perbuatan ikhlas.
KOMENTAR. APA KOMENTAR ANDA?